Berita

Film ‘3 Nafas Likas’ Sita Perhatian Masyarakat Myanmar

Published

on

Film 3 Nafas Likas besutan sutradara peraih Piala Citra tahun 2013 Rako Prijanto sukses menyita perhatian warga Myanmar. Masih hangat dengan pagelaran Festival Film Indonesia 2015, film 3 Nafas Likas mendapat nominasi Piala Citra kategori Film Terbaik di ajang Festival Film Indonesia 2014.  200 bangku di Teater 2 Yangon Cinema Junction, bioskop paling terkemuka di Myanmar, tak cukup untuk menampung antusiasme masyarakat setempat pada pemutaran perdana yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 21 November kemarin. Menanggapi animo masyarakat Myanmar, panitia kemudian menayangkan kembali di hari Minggu-nya. Penonton yang memadati kursi berasal dari pejabat Kementerian Informasi dan  Komunikasi Myanmar, Duta Besar Negara sahabat dan kalangan diplomatik setempat, kalangan mahasiwa, penggiat film, masyarakat Indonesia di Myanmar serta masyarakat umum.

Kegiatan Film Screening ini sendiri digagas oleh Direktorat Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri dan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Yangon, Myanmar. Acara ini merupakan bagian dari Indonesian Products, Tourism and Culture Exhibition yang berlangsung pada 21 – 22 November 2015.

Penonton 3 Nafas Likas di Myanmar

Suasana Teater 2 Yangon Cinema Junction Myanmar ketika akan menonton film 3 NAFAS LIKAS

Kegiatan pemutaran film Indonesia yang baru pertama kalinya dilaksanakan di Myanmar ini rupanya memang ditunggu-tunggu oleh masyarakat setempat. Selama ini, tak banyak film asing yang beredar di bioskop komersial di Myanmar. Film yang diputar terbatas hanya film Hollywood dan film lokal.  Tak heran, akademisi dan masyarakat perfilman Myanmar tidak melewatkan kesempatan langka menonton film Indonesia ini.

Film 3 Nafas Likas yang menceritakan tentang peran wanita juga dinilai sangat menarik. Terlebih Myanmar baru saja melaksanakan Pemilu yang dimenangkan oleh tokoh perempuan pro-demokrasi dan HAM Aung San Suu Kyi.   Duta Besar RI untuk Myanmar Dr. Ito Soemardi menyatakan bahwa film 3 Nafas Likas sangat tepat ditayangkan di Myanmar yang saat ini tengah mengalami transisi demokrasi dengan kemenangan Aung San Suu Kyi. “Saya mengharapkan kedepannya semakin banyak film Indonesia diputar di Myanmar.” demikian ungkap Dubes Ito.

Reza Hidayat, Produser 3 Nafas Likas, yang berkesempatan hadir untuk memberikan mini workshop di awal pemutaran film juga menyampaikan kegembiraannya  bahwa 3 Nafas Likas menjadi film Indonesia pertama yang diputar di Myanmar. “Tema wanita yang diangkat dari sosok Likas sengaja ditampilkan untuk menegaskan bahwa dibalik pria hebat selalu ada wanita kuat.” demikian ungkapnya.

Kegiatan pemutaran film ini bertujuan untuk semakin memperkenalkan budaya Indonesia di Myanmar serta memperkuat interaksi antar manusia (people to people contact) antara masyarakat kedua negara. Banyak penonton mengaku tersentuh dengan tokoh Likas. Lebih jauh dari itu, ternyata banyak sekali adat istiadat Myanmar yang serupa dengan adab kebiasaan masyarakat Karo dalam film 3 Nafas Likas.

Kementerian Luar Negeri berkoordinasi dengan Perwakilan RI di Luar Negeri senantiasa melakukan berbagai upaya memajukan film Indonesia di luar negeri. Film juga dimanfaatkan sebagai media untuk mempromosikan budaya Indonesia di luar negeri. Selain mendukung berbagai kegiatan festival film, melakukan diskusi film, Kemlu dan KBRI juga aktif melakukan kegiatan pemutaran film Indonesia. Kemlu menyadari bahwa film merupakan salah satu media komunikasi yang efektif dan aset diplomasi publik yang baik.  Dunia dapat mengenal, mengerti, dan memahami Indonesia dengan baik dan menarik melalui film.

Click to comment

Trending

Exit mobile version