Review

Leher Angsa : Menyadarkan Masyarakat dan Promosi Kesehatan Melalui Film

Published

on

Setiap tahunya, Alenia Pictures selalu konsisten untuk menyajikan film anak-anak dan keluarga untuk menyambut liburan sekolah. Tahun-tahun sebelumnya film persembahan Alenia Pictures untuk anak Indonesia diantaranya Denias, Liburan Seru, King, Tanah Air Beta, Serdadu Kumbang, Di Timur Matahari dan tahun ini film berjudul Leher Angsa.

Lokasi syuting Leher Angsa kali ini mengambil tempat pedesaan di Lombok. Aswin, anak Pak Tampan (Lukman Sardi) mempunyai teman bernama Sapar, Najib dan Johan. Masing-masing mempunyai kebiasaan yang dia tiru dari ayahnya. Seperti Johan, ayahnya suka memainkan biola. Johan juga sering memainkan biola didepan temen-temennya, walau suara biolanya sangat melengking dan mengganggu, ia tetap menyukai seni musik. Sapar, ia anak miskin didesanya. Ia tinggal bersama ayahnya, yang setiap hari hanya memakan ubi rebus. Najib, ia mempunyai kebiasaan buruk. Najib dan ayahnya selalu menggorek-gorek sela-sela giginya setelah makan. Dan Aswin adalah anak yang cerdas dan gemar membaca.

Didesa mereka, penduduk disana selalu membuang air besar ke sungai. Tidak ada yang punya WC sendiri dirumah, kecuali Pak Kades. Bisa dibayangkan, betapa ramainya sungai itu jika semuanya dengan waktu yang bersamaan mereka buang hajat, betapa kotornya sungai itu. Pak Tampan termasuk orang mampu, namun untuk membuat WC Leher Angsa saja ia tak mau. Ia tetap memilih untuk membuang hajat di sungai. Rasanya tak enak jika bokongnya tidak terendam air, tidak merasakan dingin.

Film Leher Angsa ini bisa dikatakan sebuah film sebagai Promosi Kesehatan guna memberikan menyuluhan tentang kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kebersihan, terutama membuang hajat disungai. Sangat jelas akan membuat air sungai kotor dan bau, belum lagi melihat feses mengalir mengikuti arus sungai, sangat menjijikan bukan. Penggambaran atau ilustrasi feses dalam film ini sangat bagus, dimana feses mengalir saat bersamaan orang-orang sedang mencuci baju, mandi dan menggosok gigi. Belum lagi, feses yang disungai akan mengallir ke laut dan feses tersebut akan dimakan ikan, lalu ikan dibeli sama ibu dirumah dan kita memakannya. Jijik kan ?

Untuk merubah kebiasaan seperti itu memang tidaklah mudah, mungkin di jaman sekarang tidak banyak orang yang membuang hajat disungai akan tetapi tidak sedikit mereka yang mampu membeli dan membuat WC dirumahnya. Film Leher Angsa, sebuah bentuk gambaran tentang masyarakat yang belum sadar akan kesehatan dan kebersihan lingkungan.

Pak Tampan, akhirnya mau membuatkan WC Leher Angsa dirumahnya dan dilanjutkan oleh beberapa warga disekitarnya, Namun, meskipun sudah mempunyai WC dirumah, masih ada saja warga yang buang hajat di sungai. Sesekali mereka ke sungai, ada yang belum terbiasa ada juga yang memang tidak bisa buang hajat kalau bokongya tidak terendam air. Setidaknya, kesadaran mereka terhadap kesehatan dan kebersihan sudah terbangun.

Film anak-anak yang cocok ditonton bersama keluarga, memberikan pengajaran kepada sang anak untuk menjaga kebersihan, Sebuah karya sekaligus sebagai promosi kesehatan melalui film, dan biasanya anak akan meniru perilaku sang ayah, jadi biasakan berperilaku baik dan sehat didepan anak anda dirumah.

Click to comment

Trending

Exit mobile version