Review

Review “Bangun Lagi Dong Lupus” : Kisah Anak SMA yang Patut Dicontoh

Published

on

Bangun Lagi Dong Lupus yang digarap oleh Benni Setiawan ini tayang serentak pada 4 April 2013 di bioskop Indonesia. Film yang dikemas modern ini berbeda dengan Lupus sebelumnya (katanya). Memang yang beda tidak identik dengan jambul, tapi tetep ya khas Lupus adalah permen karetnya.

Dari menit awal film yang diperankan oleh Miqdad Addausy, Alfie Alfandy, Jeremy Christian, Mella Austen, Acha Septriasa dan Kevin Julio ini membuat saya dan semua penonton di bioskop tertawa. Tanpa guyonan dari Boim yang diperankan oleh Alfi Alfandy mungkin film ini terkesan biasa aja.

Disini Lupus yang diperankan oleh Miqdad Addausy memang patut dicontoh, sebagai anak muda yang masih duduk dibangku SMA dengan semangat yang luar biasa untuk mengikuti lomba Go Green yang diselenggarakan oleh Kementerian Kehutanan. Dia dan sahabatnya (Boim, Gusur dan Anto ) sangat berusaha untuk memenangkan lomba, bukan untuk kepentingan dia tapi untuk membawa nama baik sekolahnya.

Yah, anak SMA dengan segala kemampuannya memang harus didukung dengan fasilitas. Lupus mendapatkan fasilitas dengan menggunakan ruang dibelakang gedung, terlalu kotor dan berantakan memang untuk ukuran dilingkungan sekolah. Masak iya, ada tempat dibelakang sekolah yang lama enggak dipakai tapi sekotor itu, enggak ada tukang kebun pak ?

Selain peran Lupus sebagai murid di SMA, dia juga berperan sebagai anak laki-laki yang bertanggungjawab untuk menjaga ibu dan adiknya. Karena ayahnya sudah meninggal, Lupus menjadi pengganti ayahnya untuk melindungi keluarganya termasuk juga membantu ibunya mengantarkan catering.

Peran kedua Lupus dalam film ini memang terbilang langka dilakukan oleh anak laki-laki. Biasanya anak seusianya paling suka nongkrong dan main sampai larut malam. Tapi tidak untuk Lupus, bahkan dia sangat menyesal pulang larut malam saat jalan bareng dengan Poppie (Acha Septriasa). Walaupun dia juga suka dengan Poppie, dia berusaha untuk mengutamakan kepentingan keluarga. Ini nih yang bisa jadi catatan penting bagi anak muda jaman sekarang.

Menurut saya, perasaan cinta Lupus dan Poppie terlalu cepat. Iya memang saya menyadari, cerita novel yang difilmkan memang terkesan membosankan jika scene-nya terlalu cepat atau mungkin editannya terlalu kasar?. Iya memang, cerita di novel dengan membaca kita lebih mendalami daripada kita menonton filmnya yang terkesan melompat, karena juga kalaupun bertele-tele akan menghabiskan durasi yang panjang, lebih membosankan bukan ?

Dengan scene, cerita terlalu cepat dan editan memang kasar ini bisa tertutupi dengan pesan yang diperankan Lupus, sebagai anak SMA yang berprestasi, pengetahuannya yang cerdas yang selalu mengingatkan sahabat-sahabatnya untuk tidak melakukan hal-hal yang negatif dan bertanggungjawab terhadap keluarga, itu saja.

Untuk kamu yang ingin mengingat masa muda di SMA atau ingin menjadi anak SMA yang bisa dicontoh atau mungkin ingin menghilangkan stress , film Bangun Lagi Dong Lupus bisa mengibur dan memberi inspirasi untuk anak muda yang ingin kreatif.

credit : lupusthemovie.com

Oleh Mariana

1 Comment

Trending

Exit mobile version